Abad Fikih

Oleh: Dahlan Iskan

Abad Fikih
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Apa pun yang terkait dengan hidup manusia sehari-hari ada fikihnya. Akan tetapi istilah ''fikih peradaban'' baru dimunculkan sekarang ini.

Tentu setiap orang akan menebak-nebak: seperti apa bunyi fikih peradaban itu nanti. Kita baca isinya. Lalu kita akan hidup mengikuti fikih itu.

Kiai Staquf belum banyak membocorkan kisi-kisi isi fikih peradaban itu. Mungkin masih harus dibahas dulu dalam muktamar fikih peradaban Senin depan.

Salah satu kisi yang diperlihatkan, misalnya, bagaimana umat Islam memandang penganut agama lain. Katakanlah terhadap Kristen.

Selama ini ada sikap anti, benci, bahkan bermusuhan. Apakah memelihara sikap seperti itu akan menghasilkan peradaban manusia yang tinggi.

Setelah NU satu abad memperjuangkan ahlisunah waljamaah, maka pekerjaan besar abad berikutnya ini ialah membangun peradaban. Bukan main. Pekerjaan yang amat besar. Mendasar. Juga sensitif.

Tentu di puncak acara satu abad nanti baru akan dicanangkan bidang garap itu. Jangan harap minggu depan sudah akan terbit fikih peradaban yang bisa dibaca.

Merumuskan jenis fikih itu saja akan memakan waktu bertahun-tahun. Bahkan puluhan tahun, apalagi Kiai Staquf bukanlah tipe ulama yang radikal.

Mungkin kini saatnya Kiai Yahya Cholil Staquf muncul sebagai pembaharu pemikiran Islam yang baru. Seorang pembaharu cenderung akan terlibat dalam kontroversi...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News