Abaikan Hukum Internasional, Rusia Tutup Akses Palang Merah ke Tawanan Perang

Abaikan Hukum Internasional, Rusia Tutup Akses Palang Merah ke Tawanan Perang
Ilustrasi - Pemandangan menunjukkan daerah perumahan yang rusak akibat penembakan saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina, Selasa (29/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Serhii Mykhalchuk/foc/sad.

jpnn.com, NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Rusia agar memberikan akses penuh ke tawanan perang, permintaan yang diajukan Komite Internasional Palang Merah sejak perang Ukraina dimulai.

"Sekretaris Jenderal kembali menegaskan permintaannya kepada Federasi Rusia agar Komite Internasional Palang Merah diberikan akses penuh ke semua tawanan perang, sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, termasuk Konvensi Jenewa Ketiga," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric lewat sebuah pernyataan.

Pejabat Ukraina telah meminta organisasi ICRC yang berbasis di Swiss itu agar meninjau penjara Olenivka di Donetsk yang dikuasai otoritas dukungan Rusia sejak 2014.

Kepala staf presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan bahwa "Kami tidak bisa membuang waktu lagi. Nyawa manusia jadi taruhannya."

Lewat pernyataan hari ini ICRC mengatakan bahwa tim mereka selama berbulan-bulan siap untuk mengunjungi penjara tersebut, tetapi tidak diberikan akses.

Pernyataan itu sekaligus menanggapi kritikan pejabat Ukraina yang menyebutkan bahwa ICRC tidak mengambil tindakan untuk memperjuangkan hak-hak tawanan Ukraina.

Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran 200 tawanan perang bulan lalu sebagai hasil mediasi yang ditengahi oleh Turki. (ant/dil/jpnn)

Palang Merah Internasional mengaku sudah berbulan-bulan menunggu keluarnya izin dari Rusia untuk mengunjungi tawanan perang di Ukraina


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News