Abdul Rachman Thaha Mengingatkan Presiden Jokowi, Awas Sabotase

Kedua, meski Jokowi meminta agar karyawan KPK yang tidak lulus TWK tidak diberhentikan, faktanya, kafilah tetap berlalu.
Ketiga, walau Jokowi menekankan pentingnya kepedulian pada sesama dan laku prihatin lainnya, tetapi sejumlah pembantu presiden justru tertangkap kamera melakukan pelesiran ke luar negeri.
Keempat, keputusan Jokowi membatalkan komersialisasi vaksin mengindikasikan bahwa jajaran pembantu presiden selama ini tidak berkomunikasi apalagi memperoleh restu dari Jokowi.
"Untuk kesekian kalinya Jokowi harus tampil langsung ke hadapan publik menganulir kebijakan jajaran pemerintah sendiri," ujar Rachman Thaha.
Kelima, kata senator yang beken disapa dengan inisial ART itu, dalam situasi krisis kesehatan akibat pandemi, alokasi anggaran infrastruktur justru naik berlipat-lipat.
"Patut dipertanyakan, apakah pembantu presiden telah memberikan masukan yang tidak peka kepada Jokowi, ataukah bahkan mereka kini bekerja dalam dimensi yang berbeda dengan presidennya," tutur Rachman.
Rachman juga menyebut pembentukan Satgas PPKM Darurat Jawa-Bali seolah menjadi pertanda bahwa kementerian dan lembaga yang telah ada selama ini tidak sepenuhnya bekerja sesuai tuntutan Jokowi.
"Ketidakandalan institusi dan personel coba diatasi Jokowi dengan membentuk Satgas PPKM Darurat yang dikoordinatori LBP (Luhut Binsar Pandjaitan, red)," ujarnya.
Rachman Thaha curiga ada kelompok-kelompok yang memperlakukan Jokowi dengan prinsip asal bapak senang atau ABS.
- Sentil Perlakuan KPK terhadap Agustiani Tio, Hasto: Ini Tidak Manusiawi!
- Pengacara Sebut Keterangan Saksi Tak Ungkap Uang Suap dari Hasto
- Febri Sebut Tak Ada Saksi yang Bilang Uang Suap Berasal dari Hasto
- 7 Saksi dari JPU Tak Bisa Buktikan Kesalahan Hasto, Maqdir Bilang Begini
- Perintah Ibu Terdengar dalam Sidang Hasto, Ronny: Bukan Bu Mega
- Bukan Hasto, Ini Nama yang Disebut Sebagai Pemberi Suap PAW Harun Masiku