Abdullah Sonata Siap Melawan

Nama DPO Teror Pengganti Dulmatin Kirim Pesan via Internet

Abdullah Sonata Siap Melawan
Abdullah Sonata Siap Melawan
Pada 2002, setelah bom Bali I, Sonata bertemu dengan Dulmatin dan Umar Patek di Jakarta. Sonata dan Maulana (tewas di Cawang, Red) membantu membuka kamp pelatihan di Mindanao, Filipina, sekaligus memasok dana dari Timur Tengah. Pada April 2004, Sonata membangun kamp pelatihan Olas, Seram Barat, untuk konflik di Ambon. Dia tertangkap 6 Juli 2005 dan disidang Mei 2006.

Dalam naskahnya yang dipenuhi ilustrasi ayat Alquran, Sonata meminta para alumni daerah konflik bersatu dan bergabung bersamanya melawan Densus 88. "Ya akhi (Hai saudaraku), jangan antum merasa cukup karena pernah berjihad di Afghanistan, Moro, Ambon, Poso, dan tempat lainnya. Jangan antum merasa cukup karena sudah bergelar alumni, kemudian sekarang antum diam dan mundur ke belakang," tulisnya.

Sonata juga mengatakan, selama dipenjara dirinya tetap berkoordinasi dengan rekan-rekannya sesama napi teroris. "Di Cipinang dulu, dalam kajian via HP, Ust Mukhlash (terpidana mati bom Bali, sudah dieksekusi, Red) pernah menasihati kita agar istiqamah," kata Sonata.

Dia mengkritik para mantan narapidana terorisme yang setelah keluar dari penjara justru membantu polisi. "Mereka telah menjadi ansharu thaghut (penolong setan). Bahkan, ada di antaranya yang sadar atau tidak sadar telah menjadi Bani Abas, anak buah Nasir Abas," tulis Sonata. Nasir Abas adalah mantan ketua mantiqi JI (Jamaah Islamiyah) yang sekarang bersama Densus 88 aktif memerangi terorisme.  

JAKARTA -- Teroris paling diburu oleh Densus 88 Mabes Polri saat ini, Abdullah Sonata, menyatakan tak mau menyerah. Sonata justru meminta dukungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News