Aborigin Australia Masih Menuntut Permohonan Maaf Kerajaan Inggris

Aborigin Australia Masih Menuntut Permohonan Maaf Kerajaan Inggris
Ratu Elizabeth disambut oleh penari Aborigin di Perth, selama perjalanan terakhirnya ke Australia pada tahun 2011. (AAP: Sharon Smith)

Selama lebih dari 200 tahun, orang-orang Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres telah memohon kepada keluarga kerajaan untuk mengakui kesalahan mereka di masa lalu dan saat ini yang menyebabkan orang Pribumi ditundukkan di tanah mereka sendiri.

Mendiang Ratu Elizabeth II meninggalkan kompleksitas bagi Penduduk Asli Australia, selain beragamnya opini warga tentang pemerintahan Kerajaan Inggris selama ini.

Belasan kali mendiang Ratu Elizabeth II mengunjungi Australia, dimulai saat penduduk asli dipaksa untuk hidup dan terpinggirkan, dengan hak seadanya.

Pada tur Australia pertamanya di tahun 1954, Ratu mengunjungi kota-kota di seluruh wilayah Australia, termasuk Shepparton di Victoria, tanah Yorta Yorta.

Ketika itu Ratu melewati "The Flats", wilayah di mana warga Aborigin tinggal di pondok sementara.

Tetapi pemerintah setempat mencoba untuk menutupi masyarakat tersebut dari pandangan Ratu dengan mendirikan layar goni.

"Saat itu [Ratu] berada di jalur mobil yang melintasi jalan raya dan [pemerintah setempat] memotong cabang-cabang pohon, lalu memasangnya melalui pagar sehingga ketika melewati daerah itu … ia tidak akan melihat semua orang berkemah di sana untuk menanyakan apa yang terjadi," kata sesepuh Dja Dja Wurrung, Bibi Fay Carter, 87 tahun.

"Kami menerima saja hal-hal semacam ini terjadi pada kami … tetapi seiring bertambahnya usia dan kesadaran akan apa yang terjadi, saya merasa tidak menyukai hal itu."

Wafatnya Ratu Elizabeth II meninggalkan kesan dan luka bagi warga Aborigin di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News