Ada Apa dengan INDEF?

Ada Apa dengan INDEF?
Ilustrasi.

Pernyataan tersebut lagi lagi terkesan sangat tendensius. Seakan-akan Enny mengharuskan bahwa tingkat kepuasan petani penerima bantuan harus 100%. Sepanjang pengetahuan penulis (mudah-mudahan tidak salah) belum pernah ada survey seperti ini yang menunjukkan hasil sempurna. Logika seperti tentunya sangat berbahaya karena menempatkan kementan pada posisi yang serba salah. Andai persentase petani yang puas sebesar 99%, dia tetap saja mengatakan bahwa masih saja ada petani yang tidak puas (walaupun jumlahnya cuma 1%).

Toh survey INDEF ini juga tidak menetapkan parameter tentang persentase ideal tingkat kepuasan petani. Tanpa parameter ini, berapapun tingkat kepuasannya selama melebihi nilai 50% maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kementan terbukti berhasil. Setidaknya kita dapat mengatakan bahwa yang puas jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak puas.

Selanjutnya, sebagai peneliti kita tidak dapat langsung menetapkan bahwa petani yang tidak menerima bantuan lebih banyak yang tidak puas hanya karena hasil penelitian INDEF ini menemukan bahwa yang menerima bantuan saja masih ada yang tidak puas. Seharusnya preposisi ini hanya dapat diposisikan sebagai sebuah hipotesis belaka yang harus dibuktikan kebenarannya melalui riset empiris. Jika pernyataan tersebut tidak berdasarkan riset empiris maka sekali lagi dengan dapat kita simpulkan bahwa pernyataan tersebut tendesius. (adv/jpnn)

Penulis: Alhe Laitte, peneliti di Suropati Syndicate


Belakangan ini Kementerian Pertanian banyak mendapat kritik dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Salah satu momentumnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News