Ada Rasisme Seksual di Kalangan Pengguna Aplikasi Gay Grindr

"Saya tahu beberapa kejadian di mana setelah ada yang dilaporkan karena alasan rasisme atau bahkan ditambah pelanggaran lain, mereka tetap tidak menerima konsekuensi," katanya.
"Grindr bahkan tidak berinisiatif untuk menangani penggunanya yang seperti ini. Mereka hanya mengambil tindakan cepat terhadap orang yang menggunakan platform mereka untuk menawarkan layanan kencan berbayar."
Gene mengatakan Grindr seharusnya menggunakan kedudukannya di komunitas gay untuk membicarakan soal gerakan anti-rasisme.
Sebelumnya, perusahaan tersebut sudah mengadakan kampanye yang menurut Gene seharusnya ada lanjutannya.
'Rasisme seksual' berbeda dengan selera
Seringkali penggunanya mengatakan ketidakinginan mereka terhadap beberapa kelompok ras sebenarnya hanya karena alasan pribadi, tentang apa yang mereka anggap menarik dalam diri calon pasangan.
Namun, ini sebenarnya adalah rasisme seksual.
Bronwyn Carlson, Profesor Studi Pribumi di Macquarie University yang meneliti bagaimana Penduduk Asli Australia menggunakan media sosial dan teknologi digital lainnya, termasuk aplikasi kencan.
Profesor Carlson mengatakan aplikasi kencan justru akan memperkuat masalah yang ada di masyarakat karena dengan menilai orang hanya dari penampilannya saja.
Di tengah memanasnya gerakan 'Black Lives Matter' awal tahun ini, aplikasi kencan bagi pria gay bernama Grindr mengumumkan akan menghapus filter etnisnya
- Lewat Aplikasi Ini, Perjalanan Dinas Bisa Lebih Terstruktur dan Transparan
- Resmi Meluncur, Master Bagasi Siap Jembatani Produk Lokal Tembus Pasar Global
- Macron Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Kebencian dan Rasisme di Prancis
- Hadirkan BrainBoost Limitless, Denny Santoso Jelaskan Soal Ini
- Perkuat Digitalisasi Keuangan Daerah, Asbanda Dorong BPD Gunakan Aplikasi Ini
- Mau Simpan Shorts YouTube? Begini Caranya, Gak Pakai Ribet