Ada Rasisme Seksual di Kalangan Pengguna Aplikasi Gay Grindr

Di tengah memanasnya gerakan 'Black Lives Matter' awal tahun ini, aplikasi kencan bagi pria gay bernama Grindr mengumumkan akan menghapus filter etnisnya.
Namun, pria gay Australia yang bukan kulit putih mengatakan rasisme di Grindr lebih dari sekedar filter etnis.
Gene Lim, mahasiswa S3 Monash University, sedang mengerjakan tesis tentang dampak "rasisme yang sistemik" terhadap pria Asia.
Ia adalah seorang pria Asia gay yang pernah mengalaminya sendiri.
"Hal pertama yang saya sadari adalah banyak orang yang merasa pria Asia tidak menarik dan ini dapat secara langsung berdampak pada kepercayaan diri," katanya.
Dari penelitian Gene, pengguna aplikasi Grindr asal Asia mengaku tindakan rasisme yang mereka alami turut mempengaruhi kesehatan mental mereka.
"Banyak kali orang seperti saya merasa tidak layak berada dalam aplikasi tersebut," tutur Gene.
"Teman kami yang berkulit putih sudah berkencan sana-sini. Sementara [pria Asia] adalah satu-satunya yang belum berkencan selama berbulan-bulan."
Di tengah memanasnya gerakan 'Black Lives Matter' awal tahun ini, aplikasi kencan bagi pria gay bernama Grindr mengumumkan akan menghapus filter etnisnya
- Lewat Aplikasi Ini, Perjalanan Dinas Bisa Lebih Terstruktur dan Transparan
- Resmi Meluncur, Master Bagasi Siap Jembatani Produk Lokal Tembus Pasar Global
- Macron Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Kebencian dan Rasisme di Prancis
- Hadirkan BrainBoost Limitless, Denny Santoso Jelaskan Soal Ini
- Perkuat Digitalisasi Keuangan Daerah, Asbanda Dorong BPD Gunakan Aplikasi Ini
- Mau Simpan Shorts YouTube? Begini Caranya, Gak Pakai Ribet