Ada Tekanan dari China, Serikat Guru Pilih Bubarkan Diri

Beberapa jam kemudian, Biro Pendidikan Hong Kong mengatakan mereka tak lagi mengakui serikat yang condong pada oposisi itu.
Serikat Guru Profesional didirikan 50 tahun lalu dan memiliki sekitar 95.000 anggota. Mereka mempekerjakan 200 staf penuh-waktu.
Biro Pendidikan mengatakan pernyataan serikat dalam beberapa tahun terakhir tidak sesuai dengan profesi pendidikan.
Biro juga mengatakan serikat tersebut tak berbeda dengan kelompok politik dan menuduh mereka mendorong pelajar dan guru untuk ikut dalam "kegiatan yang melanggar hukum".
Banyak pelajar berada di garis depan dalam aksi-aksi protes anti pemerintah yang kadang diwarnai kekerasan pada 2019 dan sejumlah guru termasuk dalam ribuan orang yang ditangkap.
Peraturan keamanan Hong Kong mengharuskan kota itu "mempromosikan pendidikan keamanan nasional di sekolah dan universitas lewat organisasi sosial, media, dan internet."
Serikat guru, yang juga menyediakan layanan medis dan kesejahteraan anggota, itu mengatakan mereka selalu mempromosikan perkembangan pendidikan, melindungi hak-hak guru, dan tidak menghasut pelajar untuk ikut demonstrasi.
Pihak berwenang membantah adanya pengurangan hak dan kebebasan di Hong Kong, namun menurut mereka keamanan nasional China adalah garis yang tak boleh dilanggar.
Serikat terbesar guru di Hong Kong mengatakan pada Selasa mereka akan membubarkan diri
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Prabowo Sebut Indonesia Netral Menyikapi Perang Dagang AS-China
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD