Adang Persilakan KPK Jemput Paksa Nunun

Adang Persilakan KPK Jemput Paksa Nunun
Adang Persilakan KPK Jemput Paksa Nunun
Dia tidak menyangka jika Nunun pada rapat KPK bersama Komisi III Senin (23/5) lalu, KPK mengumumkan penetapan Nunun sebagai tersangka. "Saya ini inginnya koridor hukum, bukan koridor katanya katanya," ujarnya dengan nada kecewa.

 

Jika ditetapkan sebagai tersangka, Adang menilai ada keganjilan. Empat orang saksi yang dihadirkan dalam persidangan, kata dia, sama sekali tidak menyebutkan keterlibatan Nunun. Tidak ada pernyataan bahwa Nunun menyerahkan secara langsung uang suap dalam pemilihan DGS BI. "Kalau ibu salah tolong buktikan dengan pasal 158 KUHAP dan tolong hormati hukum kalau berbicara di koridor hukum," jelasnya.

 

Meski mempertanyakan penetapan Nunun sebagai tersangka, namun Adang menyatakan tidak akan menghambat upaya KPK melakukan tindakan hukum istrinya. Namun, dengan alasan moral, Adang menegaskan tidak mau mengantarkan Nunun untuk menjalani pemeriksaan di KPK. "Maaf dia itu istri saya dan saya tidak akan membiarkan istri saya masuk dalam permasalahan yang tidak jelas," ujar mantan Wakapolri itu dengan nada tegas.

 

Segala proses hukum, ujar Adang, akan dia hormati. Dirinya juga tidak merasa ditebang pilih dengan keputusan KPK yang menetapkan istrinya sebagai tersangka. "Kalau istri saya salah ya sudah. Tapi tolong cermati proses pengadilan yang sudah berjalan," tandasnya. (bay/kuh/iro)


JAKARTA - Status tersangka Nunun Nurbaeti dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia telah ditetapkan Komisi Pemberantasan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News