Adem Please

Oleh Dahlan Iskan

Adem Please
Dahlan Iskan.

Lalu ke Hangzhou: mengantar Icha --cucu tersayang. Itulah cucu pertama. Yang ingin masuk SMA di Hangzhou. Atas keinginan sendiri. Setelah SD dan SMP-nya di Al Azhar International Surabaya.

Hari ini saya tiba di Hong Kong. Akan beberapa hari di sini. Ketemu beberapa pihak.

Dalam perjalanan itu saya merenungkan: di mana saja kekisruhan akan terjadi. Yang akan bisa membuat heboh-heboh lagi.

Nomor urut satu adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang menterinya dijabat millennial kondang: Nadiem Makarim.

Siswa didik mungkin sangat bangga mendengar nama itu. Bisa sekalian jadi idola mereka. Inspirasi anak muda. Bisa jadi gantungan masa depan yang lebih cerah.

Di mana letak potensi keusrekannya?

Saya melakukan apa yang biasa dilakukan sebuah tim manajemen: analisa persoalan potensial. Gunanya untuk mengetahui persoalan masa depan. Sejak masih dalam bentuk potensi.

Potensi persoalan itu bukan soal istrinya yang Katolik taat. Sampai anak-anaknya ikut agama ibunya.

Nadiem Makarim pasti tahu bagaimana harus bersikap. Ia sudah sangat matang. Sudah biasa mendapat tekanan besar --dalam menjadikan perusahaan baru menjadi yang terbesar di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News