Adian Napitupulu: Mengawasi Hati Lebih Kejam dari Fasis dan Rasis

Adian Napitupulu: Mengawasi Hati Lebih Kejam dari Fasis dan Rasis
Adian Napitupulu saat wawancara dalam program Ngomongin Politik (NGOMPOL) JPNN.com. Foto: Fais Nasruloh

Karena jumlah komisaris dan direksi dari BUMN induk, anak dan cucu, bisa mencapai kira kira 6.000 orang.

Terbayang enggak, kalau masing masing direksi dan komisaris secara personal punya keterkaitan dengan bisnis dan politik, keterkaitan keluarga, terkait dengan partai, ada yang terkait dengan berbagai institusi negara.

Bahkan tidak sedikit yang diindentifikasi punya keterkaitan dengan Orde Baru.

Ada yang kakak dan adik jadi petinggi di dua BUMN berbeda. Ada anak tokoh, anak pejabat, anak pengusaha. Ada keluarga pengusaha, ipar menteri.

Ada yang dari perusahaan tambang swasta diangkat menjadi dirut BUMN transportasi, ada yang dirut perusahaan tambang swasta diangkat menjadi dirut BUMN tambang di jenis tambang yang sama.

Ada produser televisi swasta menjadi komisaris, ada tim sukses jadi komisaris, ada tim media sosial menjadi komisaris. Ada aktivis organisasi ini itu, ada juga yang mewakili putra daerah.... Hufff banyak sekali.

Apakah Andre mengajak saya membuka kotak pandora itu? Apakah Andre mengajak saya membuka luka di tiap era dan mengoreknya hingga bernanah di saat negeri terkepung wabah?

Masalah berikutnya, semua orang tahu bahwa yang mengatakan setuju atau tidak seseorang diajukan menjadi komisaris atau direksi, ya menteri BUMN dan jajarannya.

Adian Napitupulu menanggapi pernyataan Andre Rosiade terkait kritikan politikus PDIP itu ke Menteri BUMN Erick Thohir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News