Aduh Biyung! Fenomena Rumah Mewah Diobral Masih Berlanjut, Kok Bisa?

jpnn.com, JAKARTA - Fenomena rumah mewah di Jakarta yang diobral murah sudah terjadi sejak 2020 lalu.
CEO Indonesia Propertt Watch Ali Tranghanda mengatakan hal itu karena mulai turunnya permintaan dari para ekspatriat di Indonesia yang tidak banyak menyewa.
Selain itu, pandemi Covid-19 membuat kebutuhan uang tunai menjadi prioritas, bahkan banyak rumah elite yang diobral merupakan milik para investor yang selama ini menjadikan aset investasi.
"Beberapa kawasan elit seperti Menteng, Pondok Indah dipenuhi oleh rumah yang ingin dijual oleh pemiliknya dan fenomena ini sudah berlangsung lama," ujar Ali saat dikonfirmasi, Kamis (6/10).
Menurut Ali, semenjak semester kedua 2020 lalu harga rumah mewah makin menurun di beberapa titik, hususnya di kawasan Jakarta Selatan.
"Koreksi harga mencapai 50 persen di beberapa titik. Namun, tidak menyeluruh. Kalau sampai menyeluruh pasar properti bisa crash," kata Ali.
Kemudian, cicilan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bakal naik setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.
"Kenaikannya bisa mencapai 1-2 persen. Ini akan berimbas pada penurunan permintaan properti, di mana inflasi yang meningkat juga akan memengaruhi daya beli masyarakat," tegas Ali.(mcr28/jpnn)
Fenomena rumah-rumah mewah di Jakarta yang diobral murah sudah terjadi sejak 2020 lalu.
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Bukit Nirmala PIK 2 & Bank Permata Tawarkan KPR Ringan untuk Kepemilikan Hunian Terbaik
- Bertemu Menkeu AS, Menko Airlangga Bahas Tarif Resiprokal hingga Aksesi OECD
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik