Agustus, Produksi Cabe Naik 4.000 Ton

Agustus, Produksi Cabe Naik 4.000 Ton
Agustus, Produksi Cabe Naik 4.000 Ton
Tidak menentunya musim yang mempengaruhi terhadap kualitas panen, dikatakan Bayu terkadang memang banyak merugikan petani. Apalagi harga tinggi dipasaran terjadi bersamaan dengan masa tidak panen. Akibatnya kerugian petani berlapis, mulai dari produktivitasnya rendah karena penyakit, panen busuk karna hujan, dan juga sedang tidak masa panen.

"Makanya antisipasi sudah banyak kita lakukan. Kita kasih perlindungan supaya tidak kena hujan langsung supaya tidak penyakitan dan busuk saat musim panen," kata Bayu.

Saat ini kata Bayu, akibat harga cabe yang melonjak bahkan langka, banyak kritikan terhadap pemerintah. Padahal kontribusi cabe terhadap inflasi hanya berkisar 0,26 persen. Perhitungannya adalah konsumsi cabe dimasyarakat berkisar 1,2 juta ton per tahun. Jika dibagi 250 juta penduduk Indonesia, artinya sekitar setengah kilogram (Kg) cabe merah dikonsumsi setiap tahunnya.

"Kalau harga cabe Rp 60 ribu, artinya setiap penduduk mengkonsumsi cabe seharga Rp30 ribu per tahun. Kalau dibagi 365 hari, maka setiap hari setiap penduduk hanya makan sambal dengan harga sekitar Rp100. Ini yang sedang kita ributkan, hanya sekedar untuk menyerang Pemerintah," kata Bayu.(fuz/afz/jpnn)

JAKARTA- Pemerintah meyakini lonjakan harga yang terjadi pada komoditas cabe tak akan berlangsung lama. Memasuki musim panen pada Agustus mendatang,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News