Ahmad Fuadi, di Balik Negeri 5 Menara

Bikin Novel, Diajari Istri Nulis

Ahmad Fuadi, di Balik Negeri 5 Menara
SUKSES - Ahmad dan istri saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (11/8). Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos.
Selama satu setengah tahun Fuadi belajar dan mulai menulis. Negeri 5 Menara dirilis pada 2009. Dia mengungkapkan, meski terinspirasi kisah nyata, Negeri 5 Menara adalah novel. Tidak seluruh kejadian atau karakter sama persis dengan pengalaman hidupnya. "Itu novel ya, bukan biografi," tegasnya.

Novel tersebut sukses luar biasa. Tidak hanya mendapat gelar best seller, tetapi juga mega best seller hingga tercetak 170 ribu kopi. Kesuksesan itu membuka matanya bahwa banyak orang terinspirasi dengan pengalaman hidupnya. Dia pun makin ingin berbagi.

Fuadi merampungkan novel kedua dari trilogi Negeri 5 Menara yang berjudul Ranah Tiga Warna dalam satu setengah tahun. "Negeri 5 Menara bercerita tentang masa sekolah, Ranah Tiga Warna tentang masa kuliah, dan novel selanjutnya nanti tentang masa kerja," jelasnya.

Bisa ditebak, seperti Laskar Pelangi, novel karangan Fuadi mendapat perhatian dari kalangan perfilman. Pria berkacamata itu mulai dibanjiri permintaan untuk mengangkat novelnya. Setelah mempertimbangkan beberapa tawaran, dia memilih production house yang sesuai dengan misinya. Salman Aristo yang juga menggarap skenario Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta, dan Garuda di Dadaku menjadi penulis naskahnya.

JAKARTA - Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Itulah moto hidup Ahmad Fuadi. Niat tersebut tertuang dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News