Ahok, Reformasi Birokrasi, dan Sepakbola

Ahok, Reformasi Birokrasi, dan Sepakbola
Basuki Tjahaja Purnama. foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak 328 pejabat eselon III dan IV tampak berbaris rapi di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Jumat (6/11). Wajah mereka terlihat serius mengikuti prosesi pelantikan yang dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Ahok, sapaan Basuki, sempat memberikan arahan dalam acara pelantikan tersebut. Para pejabat eselon III dan IV yang dilantik pun mendengarkan dengan seksama. Saat itu, ‎Ahok menceritakan kepada para pejabat eselon mengenai filosofinya pada saat merombak pejabat.

Pria kelahiran Manggar, 29 Juni 1969 ini mengatakan, perombakan dilakukan seperti permainan sepakbola. Para pejabat eselon II diandaikan sebagai seorang pelatih. Mereka bertugas untuk melihat pemain.

Apabila seorang pelatih melihat pemainnya bermain buruk, maka harus diganti. "Jadi eselon 2 kami kasih hak sebagai pelatih. Kalau dia melihat pemain belakang udah maju enggak mau mundur, itu pasti pelatih akan ganti," kata Ahok.

Seorang pelatih juga bisa diganti oleh manajer apabila tidak mampu menjalankan peran dengan baik. ‎Peranan manajer itu dipegang oleh Ahok. Wakil Gubernur menjadi wakil manajer. Sedangkan, eselon II adalah pelatih.

Adapun warga DKI adalah pemilik klub sepakbola. Mereka yang mengawasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI melalui program Qlue dan Jakarta Smart City.‎ "Saya tadi nyari gimana untuk jelasin ini agar Jakarta jadi revolusi mental, reformasi birokrasi. Akhirnya saya ketemu main sepakbola saya pikir paling cocok," ucap Ahok.

Ahok meminta kepada para PNS yang baru dilantik sebagai pejabat eselon III dan IV agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Mereka tidak boleh berbuat curang, seperti mencuri uang rakyat. "Saya ingin bapak ibu ada suka cita melayani orang. Karena kita disumpah untuk melayani," ‎ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Ahok tidak ingin ada kebobolan di bawah kepemimpinannya di Jakarta. Kebobolan tersebut ‎misalnya ada sampah di mana-mana, orang kelaparan, rumah yang mau roboh, enggak bisa berobat, dan ada jalan berlubang. Ia tidak ingin ada orang yang mengiriminya foto sungai masih penuh sampah.

JAKARTA - Sebanyak 328 pejabat eselon III dan IV tampak berbaris rapi di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Jumat (6/11). Wajah mereka terlihat serius

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News