Akademisi Berkomitmen Siap Mengawal Revolusi Sepak Bola Indonesia

Sementara itu, dalam forum yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Ma’mun Murod mengapresiasi kehadiran FAPSI.
Menurut Profesor Ma’mun Murof, kehadiran para akademisi dalam komunitas FAPSI diharapkan dapat membantu meyampaikan kegelisahan dan aspirasi masyarakat Indonesia terkait perbaikan sepak bola nasional.
"Pembentukan forum akademisi ini sangat luar biasa. Saya kira kalau orang kampus yang bicara akan didengar dan dipertimbangkan cukup serius," kata Prof Ma'mun Murod, Sabtu (14/1/2023).
Wacana revolusi sepak bola Indonesia, kata Prof Ma'mun Murod, sangat tepat dan keharusan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang minim prestasi.
Selain itu, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa sampai saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab.
"Ini kan luar biasa. Yaitu Menggambarkan sesungguhnya bagaimana kondisi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Saya kira seruan dan tuntutan untuk melakukan revolusi sepak bola Indonesia sebuah keharusan yang mesti kita lakukan. Revolusi itu adalah ekstrem, perubahan yang fundamental dan berlangsung cepat. Kita tidak ada pilihan," ungkapnya
Lebih lanjut Prof Ma'mun Murod, mengatakan di awal tragedi Kanjuruhan ia sudah geram dengan tingkah federasi sepak bola Indonesia atau PSSI yang seolah tidak mau bertanggung jawab.
Kegeraman itu ia tulis di twitter dan berbagai kesempatan sebagai bentuk aspirasi dari kalangan akademisi.
Para akademisi berkomitmen dengan keahliannya turut dalam mengawal dan mendorong lahirnya revolusi sepak bola Indonesia.
- Hadirkan Pemain Timnas U-17 Indonesia Algazani di Sobat FC, Udi Wahyunadi: Kami Ingin Anak-anak Mendapat Inspirasi
- Demi Mewujudkan Reforma Agraria, Akademisi Usul Hak Milik Tanah Buat Koperasi
- Barong Bola
- Pertandingan Sepakbola Duta Besar dan Jurnalis Perkuat Diplomasi Olahraga
- Jebolan MilkLife Soccer Challenge Bakal Ikuti Turnamen Usia Muda Terbesar di Asia
- Fuerza Arena Mini Football Resmi Dibuka, Gunawan Dukung Anak Muda Berprestasi