Akademisi Sebut Apdesi yang Mendukung Jokowi 3 Periode Mewujudkan Administrasi Negara Primitif

Akademisi Sebut Apdesi yang Mendukung Jokowi 3 Periode Mewujudkan Administrasi Negara Primitif
Guru Besar Universitas Terbuka Hanif Nurcholis. Foto: MIPI

Guru Besar Universitas Terbuka Hanif Nurcholis menjelaskan desa hanya sebuah komunitas kecil pada awalnya dan kepala desa merujuk pada pembantu penguasa pusat.

Teori administrasi negara primitif menunjukkan negara sebagai personifikasi dewa, loyalitas bawahan kepada atasan melalui suap, serta tujuan negara yaitu keagungan raja dan keluarganya dengan upacara dan simbol kebesaran.

"Pemerintah itu penguasanya, kepala desa itu kaki tangan penguasa ditambah dengan kepala badan hukum komunitas, dan rakyat desa sebagai wong kecil. Wong cilik yang dieksploitasi," ucap Hanif.

Dia mengatakan pola feodal itu sudah tertanam ratusan tahun membentuk mentalitas kepala desa sebagai penjilat penguasa, bukan pelayan kepentingan rakyat desa.

Menurutnya, Apdesi yang diketuai oleh Surtawijaya berpegang pada etika administrasi negara primitif warisan negara Mataram dan Hindia Belanda, bukan administrasi negara modern yang lebih berkembang.

Hanif menyebut para kepala desa mau dimobilisasi penguasa dengan gembira dan bangga untuk mendukung Jokowi menjabat tiga periode.

Artinya, para kepala desa di bawah kepemimpinan Surtawijaya telah melawan norma konstitusi.

Kemudian, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menyebut deklarasi kepala desa untuk Jokowi tiga periode sebagai bentuk politisasi.

Akademisi menyebut Apdesi yang mendukung Jokowi tiga periode mewujudkan administrasi negara primitif. Begini argumentasinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News