Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini

Menurut data Departemen Pendidikan, Keterampilan, dan Lapangan Kerja, jumlah mahasiswa yang memegang visa pelajar di Australia tercatat sebanyak 456.811 orang selama periode Januari hingga April 2022.
Dari jumlah tersebut, mahasiswa asal Tiongkok masih menempati urutan teratas, sebanyak 129.542 orang, sementara Indonesia di urutan kelima dengan 13.050 mahasiswa.
Dibandingkan dengan periode 2019, tercatat adanya penurunan sebesar 13 persen jumlah pemegang visa pelajar saat ini.
"Saya kira hal itu lebih disebabkan oleh adanya penutupan perbatasan, bukan karena faktor biaya," jelas Tengku Kelana Jaya, seorang agen pendidikan di Melbourne.
Menurut Kelana, di lembaga yang dikelolanya Masiratna Study Abroad (MSA), justru terjadi kenaikan jumlah mahasiswa yang disalurkan ke berbagai perguruan tinggi.
"Untuk pendaftaran mahasiswa periode Februari 2022 ada sekitar 50 hingga 60 mahasiswa yang kami tangani. Sedangkan periode Juli nanti sudah ada 100-an calon mahasiswa," jelasnya.
Ia menilai Australia tetap atraktif sebagai tujuan kuliah karena adanya faktor kemungkinan untuk menjadi penduduk tetap setelah menyelesaikan pendidikannya.
"Selain itu, dibandingkan dengan negara tujuan lainnya, Australia lebih dekat dan terbilang lebih murah," katanya.
Agung Sedayu tak pernah membayangkan akan tinggal nge-kost saat menempuh pendidikan di Monash University, Melbourne, Australia
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS