Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini

Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini
Mahasiswa Monash University asal Indonesia Agung Sedayu tinggal dengan menyewa satu kamar di rumah yang terletak di dekat kampusnya bersama istri dan kedua anaknya. (Kiriman: Agung Sedayu)

Sebagai penerima beasiswa, ia berharap akan menerima dukungan finansial tambahan di tengah inflasi.

"Tampaknya dampak inflasi ini memang global tapi keraguan ini harus dijawab dengan apakah ada kenaikan stipend beasiswa … karena kalau tidak tentunya akan memberatkan mahasiswa."

Pengaruh kenaikan biaya hidup terhadap keputusan kuliah di Australia

Seorang representatif salah satu perguruan tinggi Australia di Jakarta yang tak ingin disebutkan namanya mengakui ada penurunan jumlah mahasiswa yang mendaftar di universitasnya.

"Kalau dari segi pendaftaran di universitas kita memang ada penurunan meski tidak signifikan," katanya.

Salah satu narasumber yang berbicara dengan ABC Indonesia juga ada yang mengubah keputusannya kuliah di Australia, meski bukan karena alasan kenaikan biaya hidup di negara ini.

"Saya tidak jadi ke Australia karena perbatasannya saat itu ditutup. Jadi saya memilih ke Inggris yang open border," kata Qadri Fiedinil Haq, penerima beasiswa LPDP yang sekarang menempuh pendidikan S2-nya di Sheffield, Inggris.

Alasan pandemi jugalah yang menurut perwakilan universitas tadi masih menyisakan dampak pada keputusan studi ke Australia.

Menurutnya, pandemi yang telah menyulitkan bisnis orang tua calon mahasiswa, padahal tadinya mereka bisa dengan mudah mengirim anak-anaknya kuliah ke Australia.

Agung Sedayu tak pernah membayangkan akan tinggal nge-kost saat menempuh pendidikan di Monash University, Melbourne, Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News