Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini

Akali Dampak Kenaikan Harga, Mahasiswa Indonesia di Australia Gunakan Strategi Ini
Mahasiswa Monash University asal Indonesia Agung Sedayu tinggal dengan menyewa satu kamar di rumah yang terletak di dekat kampusnya bersama istri dan kedua anaknya. (Kiriman: Agung Sedayu)

"Saya memperhatikan adanya kenaikan harga, misalnya untuk bumbu kemasan, pada dua minggu lalu masih di bawah 1 dolar. Sekarang sudah naik jadi 1,2 dolar per kemasan," paparnya.

Giovanni van Empel, mahasiswa S3 Monash University  asal Yogyakarta, pertama kali tiba di Melbourne tepat sebelum pandemi.

Karena ketidakpastian kapan bisa berkumpul dengan keluarga dan sejumlah pertimbangan lain, ia akhirnya memilih pulang ke Indonesia akhir tahun lalu.

Ia bersama keluarganya sedang dalam perjalanan kembali ke Melbourne saat dihubungi oleh Natasya Salim dari ABC Indonesia, Senin (04/07).

Sebelum memutuskan untuk melanjutkan studinya Australia, Giovanni van Empel sudah was-was soal fenomena kenaikan biaya hidup di negara yang ia tuju itu.

"Memang sempat kesulitan untuk aplikasinya di approve tapi kelihatannya kita berhasil untuk rent apartment atau flat selama satu tahun ke depan dengan harga yang masih terjangkau untuk budget kita sebagai mahasiswa."

Giovanni mengaku tidak memiliki pilihan lain selain kembali ke Australia di tengah peningkatan biaya hidup.

"Saya dan istri kebetulan mahasiswa pascasarjana, jadi mau tidak mau harus membawa kedua anak kami ke Melbourne. Tidak ada pilihan lain," katanya.

Agung Sedayu tak pernah membayangkan akan tinggal nge-kost saat menempuh pendidikan di Monash University, Melbourne, Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News