Akankah Australia Terbebas dari Lockdown?

Profesor Peter Collignon, pakar penyakit menular dari Australian National University (ANU), memperingatkan negara ini sedang memasuki "keadaan yang sangat berbahaya" untuk COVID-19.
Australia berada dalam situasi berbeda dengan negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, yang telah membangun tingkat kekebalan alami dari ratusan ribu warganya yang tertular dan telah sembuh.
"COVID-19 lebih sulit dikendalikan pada musim dingin," kata Profesor Collignon.
"Jika hal itu (lockdown) merupakan harga yang harus kita bayar agar bisa bebas, dan bukan 20.000 atau 50.000 kematian, maka kita harus bersedia membayarnya," tambahnya.
Epidemiolog lainnya sependapat bahwa tanpa vaksinasi massal, 'lockdown' menjadi satu-satunya cara untuk menekan wabah.
Profesor Marylouise McLaws dari University of NSW menggambarkan 'lockdown' sebagai "senjata penting dalam mencegah orang meninggal".
"Kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa 'lockdown' membawa hasil. Tapi hal itu tidak berfungsi ketika pihak berwenang terlalu lama [mengambil keputusan]," tegasnya.
Ekonom dari University of NSW Profesor Gigi Foster mengatakan Australia seharusnya tidak lagi menggunakan pendekatan yang keras dalam memberantas virus ini.
Kebijakan pembatasan sosial berupa 'lockdown' berulang kali terjadi di sejumlah kota Australia sejak Maret 2020
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya