AKBP Beni Tewas Ditembak Tahanan, Sempat Cekcok, Reza Indragiri Membeber Analisis

AKBP Beni Tewas Ditembak Tahanan, Sempat Cekcok, Reza Indragiri Membeber Analisis
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel punya analisis kasus AKBP Beni Mutahir tewas ditembak tahanan di Gorontalo. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Selanjutnya, Reza menganggap memang ada cekcok. Kemungkinan, katanya, itu cekcok seketika di rumah RY, bukan percekcokan yang dimulai dari rutan.

"Kalau cekcok sudah dimulai sejak di rutan, tentu direktur akan membatalkan rencana mendampingi RY ke luar rutan," tutur Reza.

Reza menyebut cekcok yang berlanjut dengan perilaku ekstrem berupa membunuh lawan tanpa disertai atau didahului perkelahian tangan kosong, tetapi  langsung masuk untuk mengambil senjata, lalu menembak ke bagian tubuh yang hampir bisa dipastikan berefek mematikan, terkesan dipicu oleh sesuatu yang amat personal.

"Seperti ada ketersinggungan, amarah hebat, sakit hati yang pribadi sekali yang sekonyong-konyong muncul," lanjut pria asal Indragiri Hulu, Riau itu.

Baca Juga: AKBP Beni Mutahir Tewas Ditembak, Kombes Nur Santiko: Terjadi Pelanggaran Prosedur

Namun, katanya, menolak untuk kembali ke rutan tampaknya bukan situasi yang sedemikian pribadi sehingga bisa memantik sakit hati mendalam.

"Alhasil, cekcok itu boleh jadi menyangkut masalah lain," ucap penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu.

Sebelumnya, Kombes Wahyu Tri Cahyono menyampaikan dalam percekcokan itu, AKBP Beni sempat menampar pelaku hingga RY sampai meminta ampun.

Ada analisis tajam dari pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel setelah AKBP Beni Mutahir ditenbak mati tahanan berinisial RY. Ada soal preseden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News