Aktivis: Jargon Golkar Bersih Era Airlangga Hanya Ilusi

Aktivis: Jargon Golkar Bersih Era Airlangga Hanya Ilusi
Dari kiri: Aktivis Partai Golkar Arman Amir, Achmad Suhawi, Djafar R. Lubis, R Jack Paskalis, Abadul Hafid A Baso, Zainal Ayub Lessy, Ahmad H Siregar saat Diskusi: Golkar Bersih antara Fakta dan Ilusi di Jakarta. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah aktivis Partai Golkar mengkritik komposisi kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Jakarta pada Desember 2017 lalu. Pasalnya, Pengurus DPP Partai Golkar Masa Bakti 2017 - 2019 di era Ketua Umum Airlangga Hartarto masih ada yang terindikasi terlibat korupsi.

“Dengan mengakomodasi kader yang patut diduga terlibat korupsi atau kader bermasalah sebenarnya kontraproduktif dengan jargon Munaslub yakni Golkar Bersih. Kalau tidak segera dibenahi maka Golkar Bersih di era kepemimpinan Airlangga hanyalah ilusi,” kritik Achmad Suhawi, salah seorang aktivis Partai Golkar sekaligus inisiator Diskusi Bertema “Golkar Bersih antara Fakta dan Ilusi” di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Selain Suhawi, diskusi ini juga diprakarsai oleh sejumlah kader Golkar di antaranya Djafar R. Lubis, Zainal Ayub Lessy, Ahmad Husin Siregar, Rudolfus Jack Paskalis, dan Arman Amir.

Lebih lanjut, Suhawi juga mengkritik proses rekrutmen Pengurus Golkar. Pasalnya, komposisi kepengurusan yang baru disusun tidak mengacu kepada PDLT. Bahkan ada orang-orang yang baru punya KTA Golkar dan langsung menjadi unsur pimpinan.

“Sementara banyak kader yang sudah lama berjuang dan berproses di Golkar disingkirkan begitu saja, seolah-olah tidak bersih atau bermasalah,” tegas Suhawi.

Sementara itu, Rudolfus Jack Paskalis, yang juga aktivis Partai Golkar pesimistis dengan slogan Golkar Bersih saat pelaksanaan Munaslub.

Menurut Jack Paskalis, Golkar Bersih yang menjadi motif pelaksanaan Munaslub tahun 2017 hanya ilusi, karena ada sejumlah nama yang tercatat sebagai pengurus DPP PG tapi masuk dalam daftar ‘pasien' KPK.

Hal senada disampaikan Aktivis Partai Golkar lainnya, Djafar R. Lubis. “Banyak orang baru yang tidak melalui proses seleksi. Jangan sampai orang baru itu punya kasus hukum atau punya masalah sehingga berdampak pada citra Golkar,” kata Djafar.

Menurut Achmad Suwawi, banyak kader yang sudah lama berjuang dan berproses di Golkar disingkirkan begitu saja, seolah-olah tidak bersih atau bermasalah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News