Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos/JPNN

Salah satunya, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik.

Konsumsi tetap tinggi didukung terjaganya daya beli dan keyakinan masyarakat serta berlanjutnya stimulus fiskal, termasuk melalui bantuan sosial dan belanja terkait pemilu.

Nilai tukar rupiah juga menguat ditopang kinerja sektor eksternal yang terus membaik.

Penguatan itu tidak terlepas dari perkembangan aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik, termasuk ke pasar saham yang berlanjut pada April 2019.

Selanjutnya, inflasi pada Maret 2019 tetap rendah dan terkendali. Inflasi yang dalam tren menurun beberapa tahun terakhir, termasuk terkendalinya inflasi kelompok pangan, berdampak positif pada tetap terjaganya daya beli masyarakat.

’’Khususnya masyarakat kelompok menengah bawah,’’ imbuhnya.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, BI mempertimbangkan faktor stabilitas makro karena dalam sepekan terakhir pascapemilu, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 1,68 persen dan rupiah terdepresiasi 1 persen terhadap dolar AS.

Jika BI terburu-buru turunkan bunga acuan, aliran modal dikhawatirkan keluar makin deras.

Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) di posisi 6,00 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News