Alex Waisimon, Pahlawan Biodiversity ASEAN dari Indonesia

Alex Waisimon, Pahlawan Biodiversity ASEAN dari Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Foto: klhk

jpnn.com, JAKARTA - Gelar Pahlawan Keanekaragaman Hayati ASEAN (The ASEAN Biodiversity Heroes/ABH) dari Asean Center for Biodiversity (ACB) diberikan kepada seseorang dari negara-negara ASEAN yang telah berjasa dalam upaya konservasi dan advokasi keanekaragaman hayati di negara mereka masing-masing.

Para pahlawan akan menjadi wajah konservasi keanekaragaman hayati di kawasan ASEAN, dan individu yang dapat menginspirasi orang lain untuk terlibat melestarikan keanekaragaman hayati di lingkungan mereka sendiri.

Alex Waisimon asal Papua - Indonesia adalah satu dari 10 The ASEAN Biodiversity Heroes. Pria berusia 60 tahun ini telah berkontribusi penting bagi kampung halamannya di Rhepang Muaif Unurum, District Guay Nimbokrang, Kabupaten Jayapura dalam melindungi hutan, melestarikan burung Cendrawasih sekaligus berperan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program ekowisata bird watching.

“Indonesia sesungguhnya negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, 750 species burung ada di papua. Selain itu, Indonesia juga punya lokal knowledge, dimana masyarakat adat adalah kekayaan bangsa”, ungkap Alex saat memberikan testimoni pada acara Asean Biodiversity Heroes Regional Forum di Manila, Filipina (4/9).

Daerah Rhepang Muaif tempat Alex tinggal merupakan kawasan hutan yang menjadi rumah bagi 84 spesies burung dari 31 famili. Bahkan dikategorikan sebagai Daerah Burung Penting karena menyediakan perlindungan bagi lima spesies yang terancam punah termasuk Casuarius unappendiculatus, Harpyopsis novaeguineae, Goura victoria, Psittaculirostris salvadorii, dan Epimachus bruijnii.

Tempat ini juga populer sebagai rumah burung cenderawasih. Enam spesies burung cendrawasih dari keluarga Paradisaeidae dapat ditemukan di daerah ini.

Berbagi cerita konservasi dengan siswa dari berbagai lembaga akademis di Filipina, profesional muda, media, dan peserta dari negara anggota Asean, Alex mengatakan dengan berbekal pengalaman kerja di Red Cross Asia Pacific dan International Labour Organization, sebagai koki di Restoran Italia di Hamburg, dan pengalamannya menjadi pemandu wisata di Bali, Alex memutuskan untuk kembali ke Papua pada tahun 2014. Dia berupaya mengejar mimpinya untuk menyediakan sumber mata pencaharian bagi masyarakatnya.

Penerima Kalpataru Tahun 2017 ini mengembangkan program ekowisata berkelanjutan yang menampilkan burung Cenderwasih Surga. Bagi Alex, kunci ekowisata adalah memetik manfaat dari hutan tanpa merusaknya dan memastikan bahwa generasi mendatang masih akan menikmati kesempatan untuk melihat hutan dan keanekaragaman hayati yang dilindunginya.

Penerima Kalpataru tahun 2017 ini berhasil mengembangkan program ekowisata berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News