Alhamdulillah... Akhirnya 700 Manusia Perahu Mendarat di Myanmar
jpnn.com - YANGOON - Sekitar 700 orang "manusia perahu" akhirnya diizinkan pemerintah Myanmar untuk turun ke darat setelah seminggu tertahan terkatung-katung ditengah laut, sejak 29 Mei lalu.
Seperti dilansir laman BBC, Jumat (5/6), setibanya di pelabuhan, mereka langsung dibawa ke tempat penampungan di negara bagian Rakhine yang dekat dengan perbatasan Bangladesh. Rakhine sendiri merupakan wilayah yang penduduknya mayoritas adalah dari etnis Rohingya.
Di kalangan sebagian besar warga Rohingya dan warga Bangladesh itu yang ditemukan oleh Angkatan Laut Myanmar, terdapat sekitar 120 perempuan dan anak-anak.
Para warga Bangladesh disebut akan dikembalikan ke Bangladesh, namun diperlukan proses identifikasi untuk memastikan bahwa mereka berasal dari Bangladesh.
"Kebijakan kami adalah siap untuk menerima para pengungsi kembali selama ada bukti bahwa mereka adalah warga negara kami," kata Mayor Abu Russel Siddiqui, juru bicara pengawal perbatasan Bangladesh kepada kantor berita AFP.
Ribuan umat Islam Rohingya dan orang Bangladesh berupaya menyeberang ke negara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Namun sebagian terdampar di Indonesia dan Malaysia, yang bukan merupakan tujuan utamanya, sementara pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menampung mereka selama setahun sebelum diterbangkan ke negara ketiga.
Pemerintah Myanmar tidak mengakui umat Rohingya sebagai warga negaranya dan mereka dianggap sebagai pendatang gelap dari Bangladesh.(ray/jpnn)
YANGOON - Sekitar 700 orang "manusia perahu" akhirnya diizinkan pemerintah Myanmar untuk turun ke darat setelah seminggu tertahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Israel Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Israel Serbu Rafah, Amerika Tunda Penjualan Senjata
- Operasi Militer Israel Berhasil Rampas Tanah Palestina di Rafah
- Hamas Menembakkan Rudal Jarak Pendek ke Pasukan Israel di Perbatasan Gaza
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima