Ali Kabiay: OPM Sudah Punah, KKB Mulai Terdesak

Ali Kabiay: OPM Sudah Punah, KKB Mulai Terdesak
Ratusan warga Kimbeli dan kampung-kampung sekitar Kota Tembagapura berjalan kaki dari kampung mereka menuju Tembagapura karena takut KKB, Minggu (8/3/2020). Foto: Antara News Papua/HO/Humas Polri

jpnn.com, JAYAPURA - Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini sudah punah dan yang kerap melakukan tindak kekerasan adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pegunungan.

Hal itu dikatakan tokoh pemuda Papua Ali Kabiay. Dia menyebut KKB sudah mulai terdesak.

"Pergerakan KKB yang lebih dominan melakukan kekerasan karena sudah terdesak. Pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi Papua saat ini selalu merujuk pada kata kunci OPM dan KKB," kata tokoh pemuda Papua Ali Kabiay dalam keterangan diterima ANTARA, Sabtu (2/4).

Ali Kabiay menilai, jika melihat kembali ke belakang pergerakan Papua Merdeka di tahun-tahun sebelumnya, yang paling eksis melawan kedaulatan NKRI adalah OPM atau Organisasi Papua Merdeka.

Dikatakan, OPM telah sedari dulu menjangkiti pemikiran warga-warga di sepanjang pantai/pesisir Papua dan OPM dulu lahir dari gerakan spiritual bawah tanah air kekerasan.

"Jadi ceritanya bermula dari 1963. Aser Demotekay yang merupakan mantan Kepala Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, kemudian muncul juga gerakan pro-kemerdekaan Papua di Manokwari pada 1964, tokohnya adalah Terianus Aronggear. Organisasi Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dan nama OPM semakin dikenal tahun 1965 lewat pemberontakan bersenjata kelompok Permenas Ferry Awom di Manokwari," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, pada pergolakan OPM pada waktu itu, orang Papua pantailah yang selalu aktif dalam melakukan perlawanan terhadap negara dengan aksi-aksinya.

Namun dengan sentuhan humanis oleh pemerintah dan berjalannya waktu, kesejahteraan orang Papua pantai mulai menjadi perhatian pemerintah.

OPM sudah punah, sedangkan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB yang berada di pegunungan Papua mulai terdesak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News