Ambil Alih UI, Rektor Diberi Ultimatum
Kamis, 01 Desember 2011 – 11:01 WIB

Ambil Alih UI, Rektor Diberi Ultimatum
JAKARTA-Kesempatan yang diberikan pemerintah kepada Universitas Indonesia (UI) untuk menyelesaikan konflik secara internal tidak kunjung menemui titik temu. Bahkan, kasus yang bermula dari pemberian gelar Doktor Honoris Causa untuk Raja Arab Saudi tersebut sudah beralih ke kasus korupsi yang diduga dilakukan Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri.
Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengancam akan mengambil alih pengelolaan kampus kuning tersebut jika hingga Desember 2011 konflik antara rektor dan Majelis Wali Amanah (MWA) setempat tidak selesai. Pasalnya, 11 Januari 2012 masa jabatan MWA sudah selesai.
Baca Juga:
"In case jelang Desember masih seperti itu (konflik). MWA habis 11 Januari 2012. Tidak boleh ada kevakuman tata kelola. Tentu kami mohon dengan hormat, tanpa mengurangi rasa hormat. Kami sudah memberikan kesempatan. Sudah 2 bulan lebih untuk menyelesaikan secara mandiri," tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Jakarta, kemarin (30/11).
Dengan pengambilalihan tersebut, maka tugas dan fungsi rektor maupun MWA akan dicabut. Wewenangnya keduanya jatuh kepada Kemendikbud. Pengambilalihan ini hingga salah satu kampus tertua di Indonesia tersebut memiliki rektor baru. Atau hingga masa transisi dari Badan Hukum Milik Negara (BHMN) selesai akhir 2012. Masa jabatan Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri sendiri habis Juli 2012.
JAKARTA-Kesempatan yang diberikan pemerintah kepada Universitas Indonesia (UI) untuk menyelesaikan konflik secara internal tidak kunjung menemui
BERITA TERKAIT
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan
- Sudah Ada Guru ASN Ditempatkan di Sekolah Swasta hingga Pensiun
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra