Ambisi Donald Trump dan Nestapa Warga Meksiko di Pinggir Tembok

Ambisi Donald Trump dan Nestapa Warga Meksiko di Pinggir Tembok
Warga Meksiko yang tinggal tepat di pinggir pagar perbatasan dengan Amerika Serikat. Foto: AP

Setelah diusut, ternyata bagian belakang tempat peribadatan Arias dan rumah putrinya, Esther, melanggar wilayah AS. Tepatnya satu kaki atau 30 sentimeter melebihi batas resmi. Tapi, ada toleransi.

"Saya rasa tidak ada niat jahat. Mereka tidak tahu bahwa lahan itu milik pemerintah AS," ujar Kepala Bagian Patroli Perbatasan San Diego Rodney Scott.

Hal itu pun membuat keluarga besar Arias bernapas lega. Selama hampir 60 tahun tinggal di Colonia Libertad, desa perbatasan Meksiko-AS, dia sudah membesarkan 14 anak. Rumah dulu yang masih beralas tanah kini sudah dilapisi kayu.

Karena itu, dia tahu sejarah desa tersebut. Pada 1980-an desa itu memang dibuat imigran ilegal sebagai pintu masuk ke AS. Saking ramainya, desanya dipenuhi toko dan restoran. "Bagi mereka, desa ini sama saja dengan izin masuk gratis," ujar Arias.

BACA JUGA: Gagal Bangun Tembok, Trump Kirim 3.750 Tentara ke Perbatasan

Mereka biasanya menyeberang dengan impian menjadi atlet sepak bola atau bisbol. Tentu saja, ekonomi desa melambat setelah tembok dibangun. Warung taco Arias juga pada akhirnya tutup.

Namun, dia tak pernah menyalahkan AS. Bahkan, dia berterima kasih bahwa rumahnya tak jadi digusur akibat revitalisasi pembatas itu. Meski, dia heran kenapa dana USD 147 juta (sekitar Rp 2 triliun) dihabiskan untuk mengganti tembok. Bukan membangun sekolah atau rumah sakit.

Sementara itu, Scott mengaku bahwa hal tersebut salah satu bentuk kebijakan AS yang fleksibel. "Ada yang bilang keamanan perbatasan itu kaku. Salah. Hukum dan kasih sayang itu bisa seiring," tegasnya.

Donald Trump terus berusaha mendirikan pembatas permanen di sepanjang perbatasan AS - Meksiko. Ambisi ini membawa nestapa bagi warga Meksiko di pinggir dinding

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News