Amerika Serikat Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Mengudara, Keluarga Korban Menjerit

Kendati AS sudah mencabut larangan terbang Boeing 737 MAX, tetap ada pertanyaan soal seberapa cepat regulator di negara-negara lain, terutama Tiongkok, akan mengambil langkah serupa.
Jet terlaris produksi pabrik pesawat AS itu akan kembali menghadapi berbagai tantangan, dari kebangkitan pandemi virus corona, tarif perdagangan Eropa yang baru, hingga ketidakpercayaan terhadap Boeing, salah satu merek yang paling diamati dalam industri penerbangan.
Keluarga korban kecelakaan Ethiopia mengatakan melalui pernyataan bahwa mereka merasakan kekecewaan dan kesedihan baru, menyusul keputusan FAA untuk mengembalikan pesawat itu melayani penerbangan.
"Keluarga kami hancur," kata Naoise Ryan, Selasa.
Suami Ryan, yang berusia 39 tahun, meninggal di dalam pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302.
American Airlines berencana meluncurkan kembali penerbangan komersial pertama sejak MAX dilarang terbang pada 29 Desember.
Langkah itu diikuti oleh United Airlines dengan rencana penerbangan kembali pada kuartal pertama 2021 dan Southwest Airlines pada kuartal kedua.
Sementara itu, Alaska Airlines berharap sudah akan menerima 737 MAX pertamanya awal tahun depan dan memulai layanan penumpang pada Maret. (ant/dil/jpnn)
Kecelakaan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dan memicu serangkaian penyelidikan
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3