Amerika Serikat Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Mengudara, Keluarga Korban Menjerit

Amerika Serikat Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Mengudara, Keluarga Korban Menjerit
Boeing 737 Max milik Lion Air. Foto: Boeing/Lion Group

jpnn.com, SEATTLE - Amerika Serikat telah secara resmi mencabut larangan terbang Boeing 737 MAX, yang sebelumnya berlangsung 20 bulan. Keputusan ini direspons dengan penuh kekecewaan oleh keluarga korban kecelakaan pesawat jenis itu.

Kepala Badan Penerbangan Federal AS (FAA) Steve Dickson pada Rabu (18/11) menandatangani perintah pencabutan larangan terbang 737 MAX, yang merupakan larangan terlama dalam sejarah penerbangan komersial.

FAA merilis perincian terakhir menyangkut perangkat lunak, peningkatan sistem, serta pelatihan yang harus diselesaikan Boeing serta maskapai-maskapai penerbangan sebelum boleh kembali mengangkut penumpang.

Begitu penerbangan dilanjutkan, Boeing akan menjalankan ruang pengawasan selama 24 jam guna memantau semua penerbangan MAX terkait kemungkinan mengalami masalah, dari roda pendaratan yang macet hingga keadaan darurat kesehatan, kata tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.

Kecelakaan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia, dalam waktu lima bulan pada 2018 dan 2019, menewaskan 346 orang dan memicu serangkaian penyelidikan. Peristiwa itu mengacaukan kepemimpinan AS dalam penerbangan global serta merugikan Boeing sekitar USD 20 miliar (sekitar Rp 281,6 triliun).

Meskipun maskapai penerbangan AS dapat mulai terbang secara komersial setelah mereka menyelesaikan persyaratan FAA, termasuk sesi pelatihan simulator satu kali untuk semua pilot MAX, penerbangan di negara-negara akan bergantung pada persetujuan dari regulator di seluruh dunia.

Dalam menunjukkan kepercayaan diri, Kanada dan Brazil pada Rabu mengatakan akan melanjutkan peninjauan mereka sendiri dan berharap dapat segera menyelesaikan proses itu.

Pernyataan seperti itu menggambarkan betapa kecelakaan 737 MAX membalikkan sistem keselamatan maskapai yang pernah didominasi AS. Dulu, negara-negara besar dan kecil selama beberapa dekade bergerak sejalan dengan standar FAA.

Kecelakaan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dan memicu serangkaian penyelidikan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News