Amerika Vs Tiongkok di Laut China Selatan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Selain itu, pemerintah berkewajiban untuk terus memonitor status hukum dari Laut Natuna Utara di PBB, serta menyiapkan seluruh sarana dan prasarana agar Laut Natuna Utara menjadi basis baru bagi Geostrategik, Geopolitik, dan Geoekonomi RI.
Sebagai langkah awalnya, lanjut Teuku Rezasyah, diperlukan kampanye global guna menyiapkan pembangunan Geopark di Natuna dan kepulauan di sekitarnya, yang terhubung dengan baik dengan berbagai pelabuhan udara dan pelabuhan laut di ASEAN.
Atas tujuan itu, sudah pada tempatnyalah jika RI mengundang Jepang dan Korea Selatan untuk turut membangun infrastruktur berbasis 5G, dengan RI melonggarkan aturan alih teknologi dan manajemen dari kedua negara tersebut.
Pemerintah RI juga hendaknya mampu bermain aktif dalam berbagai kampanye wisata dan investasi internasional di banyak media cetak dan elektronik sekaligus.
Untuk itu, diperlukan kerjasama dengan industri perfilman dan media massa internasional, guna mendokumentasikan potensi pariwisata dan maritim di Pulau Natuna dan Laut Natuna Utara. (ant/dil/jpnn)
Hubungan antara dua negara adikuasa, Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas terkait Laut China Selatan. Bagimana sikap Indonesia
Redaktur & Reporter : Adil
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia
- Menteri Karding Siapkan Strategi soal Lonjakan Pekerja Migran Ilegal ke Myanmar-Kamboja
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat