Amnesty Sebut Diskriminasi Rohingya Sama Dengan Apartheid

Amnesty Sebut Diskriminasi Rohingya Sama Dengan Apartheid
Amnesty Sebut Diskriminasi Rohingya Sama Dengan Apartheid

Di beberapa pusat kesehatan yang menerima warga Rohingya, Amnesty mengatakan mereka dirawat di "bangsal Muslim" dan sering dipaksa membayar suap untuk memanggil anggota keluarga atau membeli makanan dari luar.

Kelompok HAM yang berbasis di London telah meminta embargo senjata terehadap Myanmar, sanksi dan upaya memastikan bantuan internasional tidak disalurkan ke proyek yang diskriminatif.

Australia merupakan penyedia utama bantuan di Negara Bagian Rakhine.

Suu Kyi Terus Menyangkal

Investigasi dua tahun Amnesty memberikan gambaran sangat berbeda dengan yang diajukan pemimpin de facto Myanmar dan pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi.

Ketika ditanya mengenai tuduhan pelanggaran HAM yang mengerikan, Suu Kyi bersikukuh dengan penyangkalan di wajahnya.

"Kita tidak dapat mengatakan terjadi atau tidak. Sebagai pemerintah yang bertanggung jawab, kami harus memastikan hal itu tidak akan terjadi," kata Suu Kyi kepada wartawan, di akhir pertemuan pejabat senior di sebuah Pertemuan Asia-Eropa di Naypyitaw.

Pada bulan September, ketika Suu Kyi berbicara di depan masyarakat internasional, dia juga menolak keras bahwa telah terjadi diskriminasi sistematis.

"Semua orang yang tinggal di Rakhine State memiliki akses terhadap layanan pendidikan dan perawatan kesehatan tanpa diskriminasi," katanya saat itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News