Amplop Suharso

Oleh: Dahlan Iskan

Amplop Suharso
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kalau Suharso tidak mundur, perolehan suara PPP bisa nyungsep. Terutama di basis pesantren di Jawa.

Anda sudah tahu: Suharso mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina kiai. Yakni soal budaya memberi amplop pada kiai.

Waktu itu Suharso jadi pembicara di forum yang diadakan KPK. Ketika bicara sulitnya memberantas korupsi, Suharso menyelipkan contoh budaya amplop untuk kiai.

Heboh.

Terutama di kalangan NU. Amplop untuk kiai bukan upeti atau sogok. Itu lebih bersifat mengharap berkah.

Suharso sebenarnya tidak salah. Ia tidak bijaksana.

Mungkin karena ia bukan tokoh yang datang  dari kalangan pesantren. Bukan pula NU, bahkan, seperti banyak diungkap di media, Suharso bukan orang Jawa.

Meski namanya Suharso, ia Monoarfa. Dari Gorontalo.

Kalau Suharso Monoarfa tidak mundur, perolehan suara PPP bisa nyungsep. Anda sudah tahu: Suharso mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina kiai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News