Anabel Hernandez, Jurnalis Penerima Golden Pen of Freedom WAN-IFRA

Buku Dirilis, Hidup Jadi Dikelilingi Bodyguard

Anabel Hernandez, Jurnalis Penerima Golden Pen of Freedom WAN-IFRA
Ariyanti Kurnia, Anabel Hernandez, Leak Kustiy dan Agung Kurniawan di Kiev, Senin (3/9). Foto : Rodrigo Bonilla for Jawa Pos
Hernandez mengaku memang khawatir dengan keselamatan diri dan keluarganya. Tapi, ketakutan itu justru menyadarkan bahwa dia berada di rel yang benar. Maka, ketika Asosiasi Jurnalis Amerika menawarkan suaka untuk tinggal di AS demi keselamatan, perempuan yang ayahnya berprofesi sebagai insinyur mesin itu menolak. "Saya pilih tinggal, karena saya yakin kinilah saatnya orang Meksiko tak lagi jadi pengecut di negerinya sendiri," tegasnya.

    

Tak dimungkiri, perasaan bersalah karena mengantarkan orang-orang tercintanya itu dalam ancaman sering muncul. Saat perasaan itu memuncak dia sering bertanya kepada keluarganya.

Apakah mereka mau dia berhenti? Jawaban yang diterima melegakan Hernandez. Keluarga mendukung penuh langkahnya. "Seratus persen mereka ada di belakang saya. Mereka tak mau saya berhenti," tutur jebolan Valle de Mexico University jurusan komunikasi itu.

   

Dengan keberadaan bodyguard itulah, Hernandez merasa bisa lebih tenang saat meninggalkan keluarga untuk bepergian ke luar negeri seperti saat ini. "Saya tak bisa katakan berapa jumlah bodyguard-nya. Tapi, mereka seperti menjadi bayang-bayang bagi saya, anak, dan saudara saya," tutur perempuan yang dulu bercita-cita menjadi pengacara agar bisa membantu orang-orang yang tertindas kekuasaan itu.

   

Jurnalis Meksiko Anabel Hernandez menerima penghargaan Golden Pen of Freedom dari WAN-IFRA Senin (3/9). Dia dipilih atas komitmen dan dedikasinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News