Anabel Hernandez, Jurnalis Penerima Golden Pen of Freedom WAN-IFRA

Buku Dirilis, Hidup Jadi Dikelilingi Bodyguard

Anabel Hernandez, Jurnalis Penerima Golden Pen of Freedom WAN-IFRA
Ariyanti Kurnia, Anabel Hernandez, Leak Kustiy dan Agung Kurniawan di Kiev, Senin (3/9). Foto : Rodrigo Bonilla for Jawa Pos
Tidak tanggung-tanggung, Hernandez langsung mengarahkan telunjuknya ke dua mantan presiden Meksiko sekaligus, yakni Vicente Fox Quesada (2000"2006) dan Felipe Calderon (2006"2012). "Hanya sehari setelah buku itu muncul, segala ancaman datang. Polisi ke rumah mengatakan bahwa nyawa saya sedang menjadi target. Mereka siap membunuh saya kapan saja," cerita Hernandez yang ditemui setelah menerima penghargaan.

 

Ancaman itu tak hanya di mulut. Sejumlah tindakan telah dilakukan untuk menghilangkan nyawa Hernandez. "Kecelakaan mobil, pencurian di rumah, menandakan bahwa ancaman itu tidak main-main," ungkap perempuan yang selalu bersemangat dalam bicaranya tersebut.

 

Bukan hanya Hernandez. Keluarga, termasuk dua anaknya, juga sering mendapat teror. Saudara perempuan Hernadez mendapat pelecehan seksual dari tentara pada Januari lalu.

   

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tak tinggal diam. Mereka inilah yang membayar bodyguard untuk melindungi Hernandez. Tapi, hidup dengan penjagaan semacam itu tentu tak menyenangkan meski jadi lebih aman. "Jurnalis yang ke mana-mana dikawal penjaga tentu saja merupakan hinaan bagi sebuah bangsa," paparnya.

   

Jurnalis Meksiko Anabel Hernandez menerima penghargaan Golden Pen of Freedom dari WAN-IFRA Senin (3/9). Dia dipilih atas komitmen dan dedikasinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News