Anak-anak Muda di Indonesia Mengalami 'Eco-anxiety' Akibat Kerusakan Lingkungan
Video tersebut membuatnya bergabung bersama 'Extinction Rebellion Indonesia'.
Ia adalah satu dari 10 pertama yang bergabung dengan gerakan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Jagad menyelamatkan lingkungan dengan mencoba hidup tanpa sampah.
Ia tidak menggunakan produk plastik sekali pakai dan mendaur ulang sisa makanan, kaca, plastik. Sementara bahan lainnya ia ubah menjadi kompos.
"Saya percaya apa yang asalnya dari tanah harus dikembalikan ke tanah. Kita harus mengubah dari 'mengambil, membuat, memakai, kemudian hilang' menjadi 'mengambil, membuat, memakai, lalu menghidupkannya kembali'," jelasnya.
"Saya hanya ingin menciptakan masa depan yang nyaman ditinggali bagi generasi mendatang. Kita harus mengubah sistem."
'Kita semua hidup di dunia'
Monalisa Sembor adalah aktivis dan pejuang lingkungan yang mengaku terkejut melihat kerusakan lingkungan di Papua, setelah ia kembali ke Wamena dari studinya di Yogyakarta.
"Saya merasakan perubahan yang sangat besar di mana Papua sudah tidak seindah dulu lagi," ujarnya.
Banyak anak muda Indonesia yang merasa upaya mereka tidaklah akan cukup untuk membuat perubahan dalam jangka panjang bagi lingkungan
- ICTR: Perdagangan Karbon Harus Sesuai Hukum dan Menjaga Kedaulatan Negara
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya