Anak Buah Prabowo Anggap Revolusi Mental Jokowi Konyol

Anak Buah Prabowo Anggap Revolusi Mental Jokowi Konyol
Waketum DPP Gerindra Ferry Juliantono menjadi pembicara pada diskusi di Jakarta, Sabtu (5/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Ferry Juliantono menilai program pemberantasan korupsi di era Jokowi gagal. Pandangan dikemukakan menyusul ditetapkannya Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Djoko Saputro sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan jasa konsultasi.

Djoko sebelumnya dinobatkan sebagai penerima Revolusi Mental Award. Penghargaan itu diberikan oleh Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan BUMN Track pada 25 April 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

"Ini konyol namanya, peraih penghargaan kini menjadi tersangka di KPK. Pertanyaannya, bagaimana kinerja BUMN lain yang tidak mendapat penghargaan," ujar Ferry di Jakarta, Senin (10/12).

Ferry menangkap kesan, revolusi mental selama ini hanya slogan. Pasalnya, sampai saat ini tidak terlihat hasil yang nyata dari gerakan revolusi mental, misalnya di bidang pemberantasan korupsi.

Ferry juga menyinggung mengenai banyaknya kepala daerah dari PDI Perjuangan yang kini berurusan dengan kasus hukum.

"Revolusi mental itu harusnya dari diri sendiri, dari dalam partai sendiri. Ini teriak antikorupsi tapi malah kadernya banyak tertangkap KPK, timsesnya ditangkap KPK," ucapnya.

"Ayo kalau mau hitung-hitungan, partai mana yang paling banyak koruptornya? partai mana yang paling transparan? Saya tantang partai pendukung Jokowi kalau mau hitung-hitungan dengan data yang ada," kata Ferry menambahkan. (gir/jpnn)


Politikus Gerindra Ferry Juliantono menilai program pemberantasan korupsi dan revolusi mental di era Jokowi gagal.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News