Anak Muda Harus Berani Melawan Manipulasi Industri Rokok

Anak Muda Harus Berani Melawan Manipulasi Industri Rokok
Produk rokok. Foto ilustrasi: dok Bea Cukai

Rama Tantra, Sekretaris Jenderal IYCTC menyatakan anak muda tidak boleh berdiam diri melihat produk rokok yang dianggap normal di kalangan masyarakat.

“Sudah sangat jelas, industri rokok menargetkan anak muda melalui iklan promosi sponsor yang masif secara offline maupun online di internet agar kita tertarik (merokok). Selain itu sebenarnya, iklan promosi sponsorship adalah upaya manipulasi yang dilakukan industri rokok untuk menormalisasi produknya. Tidak bisa terus didiamkan," ujarnya.

Sementara itu Jordan Vegard, Fasilitator Fakota mengatakan saat ini industri rokok mulai memperkenalkan produk elektronik dengan dalih bebas asap dan bisa memberhentikan perokok konvensional.

Namun, kata dia, faktanya penelitian ExposeTobacco, 2020 mengungkap kandungan bahan kimia dalam rokok elektrik berbahaya mengandung nikotin dan bahkan lebih berbahaya dibandingkan rokok konvensional

“Kami di Ambon, resah juga melihat teman-teman kami yang merokok biasa dengan juga nge-vape. Karena dorang so anggap biasa (merokok) itu. Mungkin juga karena mereka yang mau merokok itu mudah sekali beli rokok (rokok konvensional & vape). Jadi akhirnya banyak yang merokok," sambungnya.

Selain itu tidak banyak diketahui dan disuarakan fakta bahwa dalam satu batang rokok menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan merusak ekosistem.

Semua proses pembuatan rokok konvensional, mulai dari pembudidayaan, produksi, distribusi, dan limbah produk tembakau berkontribusi terhadap perubahan iklim dan mengurangi ketahanan iklim, dengan membuang-buang sumber daya dan merusak ekosistem (Environment Science and Technology American Chemical Society (ACS) 2018).

Menurut Aeshnina Azzahra Aqilani, aktivis lingkungan River Warrior, rokok berbahaya bagi lingkungan.

Saat ini Indonesia termasuk negara yang menjadi surga bisnis bagi industri rokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News