Anak Presiden dan Bayi Kontet

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Anak Presiden dan Bayi Kontet
Ilustrasi stunting. Foto: Istimewa for JPNN.com

Rupanya Mega sadar bahwa pernyataannya itu berpotensi menjadi kontroversi. Sebelum melanjutkan kalimatnya, Mega sudah mewanti-wanti dengan meminta maaf berkali-kali. Mega juga mengantisipasi dengan permintaan supaya dirinya tidak di-bully.

Rupanya feeling Mega benar. Begitu pernyataannya itu menyebar di media sosial, reaksi netizen pun riuh rendah. Potongan video berdurasi 40 detik itu viral dan menjadi trending topic di Twitter. Banyak sekali netizen yang mengkritik Mega, tetapi tidak sedikit yang membelanya.

Angka stunting atau bayi kontet akibat kurang gizi di Indonesia masih sangat tinggi di kisaran 21 persen pada 2022.

Itu pun sudah turun dari tahun sebelumnya sebesar 24,4 persen, bahkan beberapa tahun sebelumnya angkanya mencapai 30 persen.

Ini artinya satu di antara 5 bayi di Indonesia menjadi kontet karena kurang gizi. 

Angka bayi kontet di Papua bahkan mencapai 50 persen. Artinya, satu di antara 2 bayi yang lahir akan menjadi kontet.

Wilayah lain hampir menyentuh 40 persen, seperti di NTT pada kisaran 38 persen. NTB, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, juga mencatatkan angka kontet di atas rerata nasional.

Cara berpikir Mega sangat sederhana. Bayi kontet terjadi karena kurang perhatian dari ibunya. Penyebab dari kurang perhatian itu karena ibu-ibu lebih suka menghadiri pengajian ketimbang mengurus bayinya. Kira-kira begitulah logika sederhana Megawati.

Megawati Soekarnoputri menyebut dirinya sebagai manusia unik di Indonesia. Inilah beberapa keunikan yang disebutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News