Analisis Ekonom soal Kans Indonesia Jadi Raja Mobil Listrik, Luar Biasa
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai Indonesia berpeluang menguasai industri mobil listrik global di masa mendatang.
Dia mengatakan Indonesia memenuhi sejumlah prasyarat untuk jadi yang terdepan di sektor ini. Salah satunya adalah memiliki sumber baterai listrik dari turunan nikel.
“Setahu saya sumber biaya yang paling mahal dari mobil listrik soal komponen baterai listrik. Karena satu ini kita punya daya saing,” kata Tauhid.
Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya ANTM, Pertamina dan PLN.
Selain itu, kata dia, pemerintah sudah memiliki roadmap infrastruktur mobil listrik. “PLN sudah punya SPLU (stasiun pengisian listrik umum) itu akan dibangun sampai tahun berapa, itu kan berarti infrastruktur dasarnya kita sudah punya,”katanya.
Tauhid menambahkan, melihat tren, data dari Gaikindo pengguna mobil listrik makin banyak dan dunia pertumbuhannya juga cepat. “Artinya pasarnya besar,” katanya.
IBC, sebagai holding perusahaan baterai di Indonesia, rencananya juga telah menyiapkan pengembangan bisnis, baik di ekosistem EV Battery maupun Electric Vehicle.
Pengembangan ekosistem Electric Vehicle ini menjadi salah satu kunci untuk mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air.
Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik
- Xiaomi SU7 Resmi Meluncur, Punya Jelajah 700 KM, Sebegini Harganya
- Hyundai Gelontorkan Dana Besar Untuk Proyek Pengembangan EV Dalam 3 Tahun
- Tesla Gandeng CATL Kembangkan Baterai Mobil Listrik
- Xiaomi Telah Membuka Pemesanan Mobil Listrik SU7, Sebegini Harganya
- 10 Mobil Listrik Paling Laris Selama Februari 2024, Wuling di Puncak
- Volkswagen Siapkan Mobil Listrik Murah, Sebegini Harganya