Analisis Hamdan tentang Pemahaman Bung Karno soal Islam & Nasionalisme

Analisis Hamdan tentang Pemahaman Bung Karno soal Islam & Nasionalisme
Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva dalam acara Haul ke-49 Bung Karno di Jakarta, Jumat (21/6). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva menilai Proklamator RI Soekarno merupakan sosok yang memahami substansi Islam dan nasionalisme. Menurut Hamdan, pemahaman yang baik atas dua dideologi itu mengantar Bung Karno dalam menyusun fondasi bernegara. 

Berbicara pada Haul ke-49 Bung Karno di kantor Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Jakarta Pusat, Jumat (21/6), Hamdan mengatakan, sosok berjuluk Putra Sang Fajar itu mengenal Islam melalui HOS Tjokroaminoto. Selama lima tahun tinggal di rumah Tjokroaminoto di Surabaya, Bung Karno digembleng soal Islam.

Hamdan menjelaskan, Tjokroaminoto menulis sebuah buku tentang sosialisme Islam yang menjadi rujukan Soekarno. Sebab, para pendiri bangsa tidak menyukai imperialisme dan kapitalisme.

BACA JUGA: Beginilah Penilaian Tokoh Muhammadiyah pada Keislaman Bung Karno

Menurut Hamdan, sosialisme Islam sangat berbeda dengan marxisme. “Sosialisme bertuhanan. Inilah cikal bakal yang melahirkan Pancasila," kata Hamdan.

Soekarno, kata Hamdan, kian mendalami Islam saat berada dalam pengasingan di Ende, NTT. Selama tiga tahun diasingkan di Ende, Soekarno hanya membaca literasi tentang Islam. 

"Bacaannya hanya buku-buku Islam. Hanya hadis yang sahih riyawat Bukhari dan Muslim," kata Hamdan. 

Lebih lanjut Hamdan mengatakan, di situlah Soekarno menyadari bahwa penerapan Islam oleh masyarakat Indonesia masih dangkal. Soekarno menyebutnya dengan istilah abu Islam.

Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva menilai Proklamator RI Soekarno merupakan sosok yang memahami substansi Islam dan nasionalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News