Analisis Ngabalin soal Penusukan Syekh Ali Jaber, Singgung Wajah Ganteng Pelaku

Analisis Ngabalin soal Penusukan Syekh Ali Jaber, Singgung Wajah Ganteng Pelaku
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Ngabalin menyampaikan sejumlah pandangannya mengenai sosok Syekh Ali Jaber, serta analisis mengenai pelaku yang konon disebut mengalami gangguan kejiwaan.

Berikut perbincangan wartawan jpnn.com dengan Ali Mochtar Ngabalin melalui sambungan telepon.

Bagaimana tanggapan Anda soal penusukan terhadap Syekh Ali Jaber?

Syekh Ali Jaber ini kan dikenal sebagai seorang habaib, ulama, kiai yang benar-benar memahami tentang ajaran Islam baik itu tauhidnya, tafsirnya, fiqih. Sehingga dalam hiruk pikuk yang terjadi sebelum pemilu, pemilu, setelah pemilu dan sampai hari ini, beliau tetap memberikan pencerahan, pelajaran Islam yang baik dan benar kepada seluruh masyarakat Indonesia. Baik di televisi maupun pengajian-pengajian.

Kehadiran beliau itu sama seperti yang dipahami oleh ajaran agama Islam, bahwa pemerintah itu adalah tempat di mana untuk bisa berkomunikasi dengan ulama, sehingga beliau tidak memilih jalur seperti banyak yang ekstrem, banyak yang mencederai, banyak yang mencaci maki, menyebarkan berita bohong, menghujat pemerintah, kemudian menggunakan pilihan-pilihan kata yang mencederai rasa dan perasaan.

Tidak pernah juga mengganggu masalah toleransi ya. Beliau (Syekh Jaber) tidak memiliki paham intoleransi sehingga dalam posisi seperti ini, tentu banyak yang suka dan itu menjadi penting bagi watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Ulama-ulama seperti ini.

Nah, anak-anak seperti, siapa itu yang menusuk? Coba cek baik-baik. Saya haqqul yaqin, harus diteliti. Ini anak-anak dengan latar belakang yang dua hal, bisa saja dia dikuasai oleh obat. Atau kalau tidak, bisa diteliti anak ini mendapatkan paham-paham radikal yang memberikan kebencian kepada para tokoh-tokoh agama yang tidak berpihak kepada paham yang ekstrem itu. Nah, Syekh Ali Jaber ini tidak seperti itu.

Makanya tidak mungkin dia (pelaku) di tengah-tengah acara orang ramai begitu berani-beraninya. Enggak mungkin, enggak mungkin itu. Hanya dua (kemungkinan penyebabnya); kalau tidak dikuasai oleh obat, maka dia dikuasai oleh paham-paham radikal.

Ngabalin menyodorkan dua alasan yang mungkin melatarbelakangi penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News