Analisis Reza soal Putri Candrawathi Memanggil Brigadir J, 15 Menit di Kamar

Analisis Reza soal Putri Candrawathi Memanggil Brigadir J, 15 Menit di Kamar
Reza Indragiri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Dalam analisisnya, Reza menyampaikan kemungkinannya, itu merupakan perbincangan di mana satu pihak mengendalikan pihak lain. Dalam obrolan yang diwarnai relasi kuasa semacam itu, didiktekanlah skenario untuk menutup-nutupi apa yang telah terjadi.

"Skenario itu yang terwakili oleh perkataan Y saat ia dipanggil FS, "Kenapa, Pak? Ada apa, Pak?" terang Reza.

Pada sisi lain, kara Reza, memahami bahwa kadung ada kegegeran di rumah Magelang membuat Putri candrawathi berpikir ulang. Klaim tidak terjadi apa-apa, tidak akan dipercayai oleh siapa pun.

Terlebih lagi, jika ART dan ajudan sendiri yang mengabarkan kepada Ferdy Sambo ihwal kegemparan yang mencurigakan di Magelang itu bisa membuat mantan kadiv Propam Polri itu murka.

"Pada titik itulah, boleh jadi PC berpikir tentang menyelamatkan dirinya sendiri. Strategi yang ia lakukan adalah relabelling, sehingga terjadilah tuduhan atau narasi palsu (false accusation) tentang apa yang Y lakukan (perkosaan, red),"

Tragisnya, ujar Reza, relabelling versi Putri itu lantas ditelan bulat-bulat oleh Sambo. Pengalaman investigasinya selaku anggota Polri tak berfungsi. Akibatnya, relasi kuasa akhirnya makan korban, Yosua (Y) kehilangan nyawa.

"Sekali lagi, sampai sekarang saya masih sangsi betul akan adanya perkosaan di Magelang. Namun, karena narasi tentang kejahatan seksual itu terus saja dipaksakan harus ada, maka saya justru berpendapat Y bukanlah pelaku dalam narasi perkosaan itu," tuturnya.

Reza meyakini majelis hakim yang menyidangkan perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dapat membuat putusan yang adil.

Begini analisis Reza Indragiri Amriel soal kejanggalan pada momen Putri Candrawathi memanggil Brigadir J, konon mereka berduaan 15 menit di kamar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News