Ancaman Aksi Teror Lone Wolf, Berbahaya dan Sulit Dideteksi

Oleh: Stanislaus Riyanta, Analis Intelijen dan Terorisme

Ancaman Aksi Teror Lone Wolf, Berbahaya dan Sulit Dideteksi
Analis Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta. Foto: Friederich Batari/JPNN.com

Seseorang yang terpapar paham radikal seharusnya dapat diketahui oleh orang terdekat, karena biasanya terdapat perubahan perilaku, seperti menarik diri dari masyarakat, menolak berbaur dengan orang yang keyakinannya berbeda, menolak acara-acara budaya, anti-pemerintah dan menganggap pemerintah sebagai musuh, dan perilaku lain termasuk melakukan ujaran kebencian terhadap pihak lain karena perbedaan ideologi.

Keluarga menjadi kunci dari pencegahan aksi teror lone wolf. Kepedulian antar anggota keluarga sangat penting terutama untuk mencegah dan mengetahui adanya paparan paham radikal.

Pembekalan pengetahuan bagi masyarakat tentang mengetahui ciri-ciri sesorang yang terpapar paham radikal sangat penting untuk dilakukan. Dengan pengetahuan ini maka diharapkan fungsi pencegahan dapat secara masif dilakukan oleh masyarakat melalui masing-masing keluarga.

Pemerintah tidak mungkin sendirian dalam mencegah dan menangani terorisme karena berbagai keterbatasannya.

Kekuatan besar yang tersedia adalah masyarakat. Untuk itu kunci utama dalam pencegahan terorisme adalah dengan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat.(***)

*) Stanislaus Riyanta, analis intelijen dan terorisme

Aksi teror di Indonesia mulai menggunakan bentuk baru yakni model teror lone wolf.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News