Andhika Thatcher

Oleh Dahlan Iskan

Andhika Thatcher
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebelum dikontrak Persebaya, Andhika sempat jadi tukang parkir. Juga sempat setahun menjadi driver Gojek.

Kini, sebagai pemain sepak bola profesional, Andhika mulai punya penghasilan yang lumayan. Kemampuannya sebagai kiper terlihat oleh publik.

Dia bisa menjadi bintang –kalau tetap bisa rendah hati dan tidak mudah tergoda yang aneh-aneh. "Ibu bangga sekali saya bisa dikontrak Persebaya," ujar Andhika.

Dia tahu betapa besar pengorbanan ibunya. Yang harus hidup seorang diri. Sampai bisa menyekolahkannya hingga tamat SMA.

Andhika tahu sang ibu tidak mau menonton dirinya tampil di TV. "Ibu merasa tidak kuat. Deg-degan terus," ujarnya.

Tentu Andhika masih punya waktu untuk memperbaiki kondisi badannya. Dia harus tahu: di masa kecilnya kurang asupan gizi.

Ibunya sering harus menangis. Andhika-kecil sering sudah membawa piring untuk minta makan, tetapi tidak ada nasi yang bisa diberikan.

Saya ingat kejadian di Inggris beberapa tahun lalu. Ketika begitu banyak pemain bola di sana yang cedera.

Andhika adalah contoh klasik pesepak bola Indonesia: dari keluarga miskin. Sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan ibunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News