Andhika Thatcher

Oleh Dahlan Iskan

Andhika Thatcher
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saat itulah sang ibu menjelaskan: dulu itu dia memang berbohong –untuk kebaikan sang anak. Andhika bisa menerima itu. Lalu ke rumah duka.

Ternyata istri kedua yang di Jatiroto itu sudah lebih dulu meninggal. Tidak lama kemudian sang ayah juga sakit keras. Lalu dibawa ke Surabaya lagi oleh anaknya yang lain lagi, dari istri yang pertama.

Berarti yang di Jatiroto itu istri ketiga. Berarti ibu Andhika adalah istri kedua.

"Menurut ibu, ayah saya dahulu tukang parkir," katanya.

Itulah untuk kali pertama Andhika tahu wajah ayahnya: sudah menjadi mayat. Andhika lantas ikut mengantarkan jenazah itu ke makam.

"Ibu saya juga ikut melihat jenazah ayah. Bersama saya. Ibu kan tidak pernah bercerai dengan ayah," ujar Andhika.

Kini sang ibu tetap jualan kopi dan teh, tetapi lokasinya sudah di ruko. Sedang rumahnyi tetap di sebuah gang sempit di kawasan Kalimas Baru.

Di situ pula Andhika tinggal bersama sang ibu. Kalau lagi tidak ada kegiatan sepak bola ia masih membantu sang ibu di warungnyi itu.

Andhika adalah contoh klasik pesepak bola Indonesia: dari keluarga miskin. Sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan ibunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News