Angelique Marcia, Ibu Tiga Anak yang Rela jadi 'Juru Kunci' Terumbu Karang

Lawan Pembangunan Mal dengan Menggalang Ratusan Penyelam

Angelique Marcia, Ibu Tiga Anak yang Rela jadi 'Juru Kunci' Terumbu Karang
Angelique Marcia Batuna. Foto : Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Padahal, Angel dan para aktivis di KPL bolak-balik mengungkapkan penolakan. Mereka juga sudah mengadu ke Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, hingga Pemprov Sulut. Hasilnya, mereka memerintahkan stop reklamasi. "Ini sudah berhenti. Tetapi, sebentar lagi mungkin kembali berjalan proyeknya," ujarnya.
   
Angel yang juga wakil ketua KPL itu menuturkan, reklamasi pantai bakal merusak ekosistem pesisir. Kontraktor bisa saja menghindari terumbu karang saat menimbun pesisir. Namun, timbunan material tersebut akan bersedimentasi dan merusak terumbu karang.

Pantai Manado dan Kalasey terancam kehilangan coelenterata (sejenis karang batu), karang lunak, dan anemon laut. Jika itu rusak, ikan-ikan dan hewan-hewan laut bisa hilang. Mulai krustasea (lobster, kepiting, udang), echinodermata (bintang laut, teripang), moluska (kerang, cumi-cumi), alga, hingga sponge.

"Memang pantai ini tidak masuk Taman Nasional Bunaken. Tetapi, ini termasuk zona pendukung taman nasional. Kelestariannya harus dijaga," ucap dia.
   
Istri warga negara Amerika Serikat Danny Charlton itu menambahkan, para pengembang pernah bersikukuh bahwa tidak ada karang di sepanjang pantai. Kalaupun ada, itu hanya karang mati. Alasannya, mereka sudah meneliti kawasan tersebut.

Angel meragukan penjelasan itu. Pengalamannya sebagai diver sejak 27 tahun lalu menunjukkan bahwa banyak koral di sekitar pantai. "Kapan diteliti? Kami yang setiap hari menyelam saja tidak pernah melihat mereka meneliti," ungkap dia.
   
Bersama rekan-rekannya, Angel kemudian berinisiatif menggalang dukungan masyarakat dan aparat setempat. Pada Juni tahun lalu, dia menghelat acara menyelam gratis. Pesertanya tak harus penyelam profesional. Pedagang pasar, petani, nelayan, bahkan petugas kepolisian pun bisa ikut.

Banyak masyarakat yang tertarik. Para pendaftar mencapai seratus orang lebih. Sampai-sampai, Angel dan rekan-rekannya harus membatasi jumlah peserta. ?Kalau nggak dibatasi, instrukturnya bisa pingsan,? ucap Angel, lantas tergelak. Karena bukan profesional, Angel bersama rekan-rekannya harus bersabar dalam memberikan tutorial. Sebab, mereka, umumnya, awam dengan olahraga menyelam.

Acara tersebut sukses. Warga dan aparat mengetahui dengan mata kepala sendiri bahwa pantai itu menyimpan banyak terumbu karang. "Banyak lho yang pengin ada acara nyelam gratis lagi," ujar mantan manajer program World Wildlife Fund (WWF) tersebut, lantas tersenyum.

Angel terlibat di banyak kegiatan lingkungan hidup. Sebelumnya, dia aktif di WWF pada 2004?2009. Dia juga aktif di USAID pada 2002-2004 untuk mengelola program ecotourism. Angel berharap, pemerintah daerah memikirkan lagi rencana membangun pantai. Sebab, daya tarik wisata Sulut ada pada alam, bukan pusat perbelanjaan.

Justru yang perlu dibangun, menurut Angel, adalah infrastruktur. Misalnya, jalan raya, tata kota, dan transportasi. "Kalau mau belanja, sudah banyak kota belanja. Wisata lingkungan hidup di sini harus dipertahankan," tegas ibu Alexandria, 9; Samantha, 5; dan Andrew, 5, tersebut. (c11/kum)

Angelique Marcia Batuna mungkin pantas dijuluki 'juru kunci' terumbu karang di sepanjang Pantai Manado hingga Kalasey, Sulawesi Utara (Sulut).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News