Okky Madasari, Melawan Korupsi dengan Sastra
Merangkai Fiksi dari Praktik Korupsi Sehari-hari
Senin, 21 Maret 2011 – 00:51 WIB

Okky Madasari.
Selama ini, kampanye pemberantasan korupsi selalu diidentikkan dengan menggelandang koruptor ke bui. Tapi novelis Okky Madasari tak sepenuhnya setuju dengan anggapan itu. Ia justru ingin melawan korupsi melalui sastra.
===================
Pram Susanto, JPNN
===================
===================
Pram Susanto, JPNN
===================
BARU-baru ini, Okky meluncurkan novel berjudul '86' yang menjadi novel kedua sejak alumnus jurusan ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menekuni profesi sebagai penulis. Sebelumnya, Okky pernah merilis novel berjudul 'Entrok' pada April 2010 lalu.
Entrok yang mengangkat tema keberagaman keyakinan dan kesewenang-wenangan militer pada masa Orde Baru, banyak dipuji terutama aktifis perempuan. Namun lewat novel '86' yang diterbitkan salah satu sebuah penerbit terkemuka di tanah air, Okky justru berkisah tentang patgulipat suap dan korupsi dengan tokoh utama juru ketik di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Judul 86 memang teramat singkat. Namun di kalangan aparat, sandi 86 sudah begitu populer. Artinya kurang lebihnya adalah "tahu sama tahu".
Selama ini, kampanye pemberantasan korupsi selalu diidentikkan dengan menggelandang koruptor ke bui. Tapi novelis Okky Madasari tak sepenuhnya setuju
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu